Disusun oleh:
Mira
sofia
Husnul Fahmi
Nuri Nurazizah
Nur
Candranurlina
Muhamad Abdul Azis
FAKULTAS MIPA
PRODI S1
FARMASI NONREG
UNIVERSITAS AL
GHIFARI
BANDUNG
2015
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “BIOLOGI SEL”. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel di program studi Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada Universitas AL-Ghifari. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sri Maryam selaku dosen
pembimbing mata kuliah Biologi Sel dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung Agustus 2015
Penulis
1.1 Latar Belakang
Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan
spesies-spesies makhluk hidup yang beranekaragam salah satunya fungi. Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula
yang bersifat merugikan. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya
terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu
lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami.namun, jamur ini segera mati setelah
musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur
merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaah ilmiah
dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis. Mereka akan menjadi sangat
penting di dalam proses-proses komersial
untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibody
seperti penisilin.
Berdasarkan
hal di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami dan mengidentifikasi
tentang fungi dan peranannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis
membahas tentang ciri fungi, klasfikasi fungi, reproduksi fungi, dan peranan
dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan
latar belakang makalah ini yang berjudul “Fungi dan Peranannya”, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang berkaitan dengan makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri fungi?
2. Bagaimana klasfikassi fungi?
3. Bagaimana reproduksi fungi?
4. Bagaimana peranannya dalam kehidupan
manusia?
5. Bagaimana
peranannya dalam bidang kefarmasian?
Beberapa
tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cirri-ciri fungi
2. Untuk mengetahui tentang klasfikasi
fungi
3. Untuk mengetahu tentang reproduksi
fungi
4. Untuk mengetahui tentang peranan
fungi dalam kehidupan manusia
5.
Untuk mengetahui peranan fungi di bidang kefarmasian
Beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah yang berjudul “Fungi dan Peranannya” yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Penulis
Dengan
penulisan makalah ini, penulis mendapat pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang fungi dan peranannya.
2. Manfaat Umum
Dapat
dijadikan bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca, terutama bagi
kalangan pelajar, pembaca mendapatkan informasi tentang fungi.
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrof. Fungi
memiliki bermacam-macam bentuk, sebagian besar anggota fungi sebagai jamur,
kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan
luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi
sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan
yang sama sekali berbeda. Dalam kehidupannya memerlukan senyawa organic untuk
nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut
safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan kompleks,
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi
mereka dapat sangat menguntungan kita bilamana membusukkan kayu, tekstil,
makanan dan bahan-bahan lain. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang
membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel
banyak).
Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal
cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
2.2 Morfologi Fungi
Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu
sel, misalnya khamir, ada pula jamur
yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu
meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah.
Pada
umumnya sel khamir lebih besar daripada kebanyakan
bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
Khamir sangat beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan
panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi
beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai
bentuk yang khas.
Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian
: miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa filament yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai
10µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.
Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi,
adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Ada tiga
macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai
dindingsekat atau septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi
nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang
memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain.
Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi
hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus
dalam setiap ruang.
Miselium
dapat vegetative (somatic) atau reprodutif.Beberapa hifa dari miselium somatic menembus ke dalam medium
untuk mendapatkan zat makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk
pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.
2.3
Cara Hidup Fungi
Semua
jenis jamur bersifat
heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
a. Parasit obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofitmengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat
juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang oleh inangnya.
Cara
hidup jamur lainnya
adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup
di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan
berasosiasidengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,
beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Secara
alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik
secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat
pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi
diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa.Pada penguncupan, suatu sel anak
tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.
Spora
aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar.
Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:
1. Konidiospora atau konidium.
- Konidium yang kecil dan bersel satu
disebut mikrokonidium.Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu
ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus.
3. Oidium tau artrospora. Spora bersel
satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang
berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk
dari sel-sel hifa somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada
sel-sel khamir disebut blastospora.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua
tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi,
inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel
diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:
1.
Askospora
Spora
bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya
terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2.
Basidiospora
Spora
bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan
basidium.
3.
Zigospora.
Zigospora
adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua
hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangia.
4.
Oospora
Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium menghasilkan oospora.
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung
yang sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual
diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum disebut
peritesium dan apotesium.
2.5 Klasfikasi Fungi
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai
klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi
jamur, ada yang
dengan cara vegetatif adapula dengan cara generatif.
Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :
1. Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina
merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup,
yaitu:
a. fase vegetatif
(fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
b. fase tubuh buah
Reproduksi :
secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang
disebut myxoflagelata. Contoh spesies :Physarum
polycephalum.
2. Oomycotina
Tubuhnya
terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
Vegetatif : yang
hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
Generatif :
bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh
menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp.
: hidup saprofit pada
bangkai ikan, serangga darat maupun serangga
air.
b. Phytophora
infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3. Ascomycotina
Anggota
kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat dihasilkannya
askospora.Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang melingdungi askus
bersama askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual
ascomycotina ini memperbanyak diri dengan
pembelahan biner melintang dan bertunas.
Organisme
ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada kebanyakan
orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya lemah karena
suatu penyakit akan menyababkan infeksi.
Contoh spesies:
a. Sacharomyces
cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi. berguna untuk
membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan
CO2 denganproses fermentasi.
b. Neurospora
sitophila:
jamur oncom.
c. Peniciliium
noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil
antibiotika penisilin.
d. Penicillium
camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk
mengharumkan keju.
e. Aspergillus
oryzae untuk membuat sake dan kecap
f. Aspergillus
wentii untuk membuat kecap
g. Aspergillus flavus
menghasilkan
racun aflatoksin Þ hidup pada
biji-bijian, flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h.Claviceps
purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
4. Basidiomycotina
Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk
di luar pada ujung atau sisi basidium.Basidiomycotina yang banyak dikenal
meliputi jamur,
jamur papan pada pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong.Basidiokraf yang
mengandung basidia bersama basidiosporanya.Ciri khasnya
alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil
spora.Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a. Volvariella volvacea
:
jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
b. Auricularia polytricha :jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
c.
Exobasidium vexans :
parasit pada
pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
d. Amanita
muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropics
e. Ustilago maydis
:
jamur api, parasit pada jagung.
f. Puccinia
graminis :
jamur karat, parasit pada gandum
5. Deutromycotina
Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum
ditemukan.Sebagian besar jamur yang patogenik pada manusia adalah
deuteromycotina.Nama lainnya Fungi Imperfecti(jamur tidak
sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti
cara pembiakan secara generatif.
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di
spesies yang sama, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannya di
laboratorium. Disamping fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di
antaranya mempunyai fase parasitic.
Contoh
: Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya
dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan
generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan
ke dalam Ascomycotina.
Banyak
penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari
golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki
atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia.Di
dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai
(decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan
dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada
tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan manusia.
1. Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
a. Rhizopus
Oryzae, untuk pembuatan tempe
b. Mucor
Javanicus, untuk pembuatan tape.
c. Saccharomyces
cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman alcohol.
d. Aspergillus
oryzae, untuk pembuatan roti
e. Aspergillus
wentii, untuk pembuatan kecap
f. Penicillum
notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan antibiotic.
2. Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:
a. Aspergillus
flavus, menghasilkan racun aflatoksin
b. Aspergillus
fumigates, penyebab penyakit paru-paru pada burung
c. Exobasidium vexans,
parasit pada tanaman teh.
d. Amanita
phalloides, menghasilkan racun balin.
e. Epidermophyton
flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.
Beberapa
contoh penyakit yang disebabkan oleh Fungi,
ciri-ciri dari penyakit tersebut dan cara penularannya:
Rambut
yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek
pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan
bernanah.
Di
sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala
dan rambut kepala ,ditularkan lewat
pemakaian sisir dan gunting rambut
- Maduromycosis (Madura
foot)
Terjadinya
massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.
Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul
massa
granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang
mengeluarkan nanah dan
granula.
Disebabkan
oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme,
Madurella mycetomi,
dan Madurella grisea.
Dapat
tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang
terinfeksi
jamur tersebut.
Batuk
dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis. Disebabkan
oleh jamur Coccidioides immitis.
Dapat
tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen
tersebut
mengandung jamur
Benjolan
(nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis
kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
Di
sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan
langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung
sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang
sama.
Ditandai
dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses
dan fistula.
Di
sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat
tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut
- Otomycosis
(Mryngomycosis)
Merupakan
mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang
menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi
bernanah.
Disebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.Bersentuhan
dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.
Pembengkakan
jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan
jamurnya berupa granula.
Di
sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat
tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
- · Panu (Pitriyasis
versikolor)
Ditandai
dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat.Bercak
bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
kepada warna kulit penderita.
Di
sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat
terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena
spora jamur.
Manifestasi
pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa
rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital).
Disebabkan
oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis
banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran
hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup
oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir
dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap
perubahan tersebut.
Agen
penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.
Bintik-bintik
putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna
kuning
kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah
atau
bernanah.
Di
sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi
kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat
melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.
-
Dermatophytosis (Tinea
pedis, Athele foot)
Merupakan
infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari
kaki.Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Di
sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi
kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di
tempat-tempat kotor yang berair.
- ·
Tinea barbae Rambut (janggut)
Yang
terkena jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit
(bagian leher)yang terkene
virus ini akan terdapat bintik-bintik putih.
Di
sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton
violaceum, Microsporum cranis.
Dapat
tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah
terinfeksi
Terdapat
bintik hitam pada kulit bagian paha atas.
Di
sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi
mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam.Pada kasus
yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan
atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.
Terjadi
karena faktor predisposisi.
Di
sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan
mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan
paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang
terkena jamur ini.
-
Tinea circinata (Tinea
corporis)
Gejalanya
bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
Di
sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton .
Merupakan
mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan
granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi
karena kuku yang terinfeksi jamur.
Produk
alami yang disentesis oleh mikroorganisme menjadi sangat pnting. Produk
antikoagulan, antidepresan, vasodilator, herbisida, insektisida, hormon
tanaman, enzim, dan inhibitor enzim telah
diisolasi dari mikroorganisme. Mikroorganisme lebih sering digunakan untuk
menghasikan enzim seperti enzim amilase yang digunakan untuk membuat bir, roti,
dan memperoduksi tekstil, serta enzim protease yang digunakan untuk
mengempukkan daging, melunakkan kulit, membuat detergen dan keju.
Industri
makanan, minyak, kosmetik, dan farmasi juga menggunakan mikroorganisme untuk
menghasikan polisakarida.Xanthomonas campestris menghasilkan
polisakarida yang dikenal sebagai santan untuk menstabilkan bahan makanan,
sebagai agen pengikat untuk berbagai produk farmasi, serta untuk pewarnaan
tekstil. Leuconostoc mesenteroides, bila ditumbuhkan pada media yang
mengandung sukrosa akan memproduksi dekstran, suatu polisakarida yang dapat
digunakan sebagai saringan molekuler untuk memisahkan molekul dalam
kromatografi kolom.
Mikrobilogi
farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke 2 dengan dimulainya produk antibiotic.
Suplai produk farmasi dunia termasuk antibiotik, steroid, vitamin, vaksin, asam
amino, dan hormon manusia diproduksi dalam jumlah besar oleh mikroorganisme. Streptomyces
hydroscopius memilik strain yang berbeda untuk membuat hampir 200
antibiotik yang berbeda. Antibiotik pada dasarnya dibuata dalam skala industri
dengan cara menginokulasi spora dari kapang atau streptomycetes dalam
suatu media pertumbuhan dan menginkubasinya dengan aerasi yang baik. Setelah
mencapai konsentrasi yang cukup, larut diekstraksi, dipresitipasi dan
diperlukan dengan prosedur standar industri lainnya.
1. 1. Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam
skala besar pada tangki fermentasi dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium
chrysogenum ditumbuhkan dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih
200 jam. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan
dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur
24 °C dan selanjutnya ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok
teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada
proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk
membuat rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari
filtrat dan dikristalisasi. Untuk membuat penisilin semisintetik, penisilin G dicampur
dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil
dari penisilin G dan mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic acid
(6-APA). Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan untuk
membuat penisilin jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada aminopenicillanic
Hal yang
serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium
acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai
samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran
antibakteri yang lebih luas. Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes
lainnya menghasilkan streptomisin dan bebagai antibiotik lainnya. Spora S.
Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan kultur pertumbuhan
dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan kedalam tangki inokulum.
Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati kedelai sebagai sumber
nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl. Temperatur optimum untuk proses
fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan kecepatan pengadukan dan aerasi yang
tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang maksimal. Proses
fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan jumlah streptomisinyang dipanen
berkisar 1g/L.
2. Produksi steroid
Homon steroid sangat penting
peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya kortison dan steroid lain yang
serupa diketahui dapat digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan
alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak
seimbangan homonal.
Sintesis steroid seperti kotison
memerlukan lebih dari 35 langkah, sehingga steroid sangat mahal untuk
diperoduksi secara kimiawi. Misalnya, kortison dapat disintesis dari asam
deoksikolat melalui 37 langkah, yang beberapa diantaranya memerlukan kondisi
temperatur dan tekanan yang ektrem, dengan biaya berkisar lebih dari $ 200
pergram. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah introduksi atom oksigen
pada cincin steroid nomor 11. Hal ini dapat diatasi dngan pemanfaatan
mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk mengganti proses kimiawi ini
dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron
membentuk steroid koteksolon untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi
oksigen pada posisi nomor 11.
Bentuk tranformasi lain dari inti
steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses hidrogenasi,
dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai samping.
Penggunaan mikroorganismepada produksi kortison dapat menurunkan biaya produksi
sebanyak 400 kali lipat, sehingga harga kotisondi amerika serikat kurang
dari $50 pergram, dibandingkan harga aslinya yang sebesar $ 200.
2. 3. Produksi
asam organik
Beberapa asam organik seperti asam
asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam giberelat, dan asam laktat dhasilkan
melalui fermentasi mikroorganisme. Asam organik antara lain digunakan dalam
industri makanan, miasalnya sebagai pengawet makanan. Asam glukonat diperoduksi
olehberbagai bakteri termasuk spesies acetobaterdan oleh beberapa fungsi
seperti penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger mengoksidasi glkosa
menjadi asam glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal leh enzim glukosa oksidase. Asam glukonat memiliki
berbagai kegunaan, antara lain:
- Kalsium glukonat digunakan sebagai produ farmasi untuk
menyuplai kalsium dalam tubuh.
- Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk
mengobati anemia. Asam glukonat pada detergen pencuci piring mencegah noda pada
permukaan kaca akibat presipitasi garam kalsium dan magnesium
Asam sitrat diproduksi oleh
aspergillusniger dengan molases sebagai substrat fermentasinya.Asam sitrat
digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan, terutama minuman
ringan.Transformasi asam sitrat oleh Aspergillusterreus dapat digunakan
untuk memproduksi asam itokonat dalam dua langkah reaksi. Langkah pertama
merupakan perubahan asam sitrat menjadi asam cis-akonitat melalui proses
hidroksilasi, dan langkah kedua merupakan langkah karboksilasi asam
cis-akonitat menjadi asam itakonat. Proses fermentasi ini memerlukan pH
berkisar pada 2,2. Pada kisaran pH lebih tinggi, A. terreus akan
mendegradasi asam itokonat.
Asam giberelat (gibberellic acid)
diproduksi oleh fungi Gibberella fujikuroi.proses fermentasinya
memerlukan media glukosa-garam mineral, temperatur inkubasi berkisar pada 25°C
dengan pH asam. Asam gibberelat dan homon tanaman giberelin lainnya
dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, yaitu sebagai subtansi
pendukung pertumbuhan tanaman, perbungaan dan germinasi biji, serta untuk
menginduksi pembentukan buah tanpa biji.
Asam laktat diproduksi oleh lactobasillus
delbrueckii, spesies lactobasilus lainnya, streptococcus, dan
leuconustoc.Asam laktat digunakan untuk mengawetkan makanan pada
industri penyamkan kulit dan industri tekstil. Media yang digunakan dalam
fermentasi asam laktat ini memerlukan glukosa 10-15%, kalsium karbonat 10%
untuk menetralisasi asam laktat yang dihasilkan, amonium fosfat, dan sejumlah
kecil sumber netrogen. Gula jagung, pati kentang dan gandum sering digunakan
sebagai sumber karbohidrat. Temperatur inkubasi berkisar pada 45-50°C dengan pH
berkisar antara 5,5-6,5. Setelah proses fermentasi selama 5-7 hari, kurang
lebih 90% gula telah diubah menjadi asam laktat, kalsium karbonat selanjutnya
ditambahkan untuk menaikkan pH hingga 10, kemudian media fermentasi dipanaskan
dan disaring. Prosedur ini akan membunuh bakteri, mengkoagulasi protein,
menghilangkan sisa kalsium karbonat, dan mendokoposisi residu karbohidrat.
3. Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari
mikroorganisme dapat diaplikasikan pada berbagai macam industri. Misalnya,
enzim proteose yang diisolasi dari bahan pembersih. Protease
merusak dan melarutkan protein yang mengotori pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk
proses-proses industri meliputi protease , amilase, glikosa isomerase, glukosa
oksidase, renin, pektinase, dan lipase.empat macam enzim yang secara luas
diproduksi oleh mikroganisme adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan
glukosa isomerase.
Protease adalah enzim yang menyerang ikatan peptida molekul protein
dan membentuk fragmen-fragmen kecil peptida. Strain rekombinan Basillus sp.
GX6644 mensekresikan alkalin protease yang sangat aktif terhadap protein kasein
susu. Dengan aktifitas tertinggi pada pH 11 dan temperatur 40-55°C. Strain
rekombinan yang lain yaitu Basillus sp. GX6638 mensekresi beberapa
alkalin protease yang aktif pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang mempreduksi protease adalah spesies Aspergillus.Protease
yang dihasilkan oleh fungi memiliki kisaran pH yang lebih luas dibandingkan
protease yang diperoduksioleh bakteri.
Amilase digunakan dalam detergen dan
dalam industri pembuatan bir.Ada beberapa tipe amilase, termasuk α-amilase yang
digunakan untuk mengubah pati menjadi maltosa dan dekstrin, glukamilase yang
mengubah pati menjadi glukosa. Ketiga enzim diatas digunakan untuk memproduksi sirup dan
dekstrosa dari pati. Produksi amilase menggunakan fungi Aspergillus sp. Aspergillus
oryzae yang digunakan untuk memproduksi amilase dari gandum pada kultur
stasioner. Bacillus subtilis dan bacillus diastaticus digunakan
untuk memproduksi amilase bakteri.
Glukosa isomerase mengubah glukosa
menjadi friktosa yang dua kali lebih manis dibandingkan sukrosa dan 1,5 kali
lebih manis dibandingkan glukosa, sehingga fruktosa merupakan bahan
pemanis yang sangat penting pada industrimakanan dan minuman. Enzim ini
diproduksi oleh Bacillus coagulan, streptomyces sp. Dan Nocardia
sp.
Renin merupakan enzim penggumpal susu yang mengkatalisis koagulasi
susu dalam industri pembuatan keju. Enzim ini diproduksi oleh Mucor pussilus.
Enzim mikroorganisme juga digunakan
dalan produksi polimer sintetik.Misalnya, industri plastik saat ini menggunakan
metode kimia untuk mereduksi alkene oxidan yang digunakan untuk
memproduksi plastik.Produksi alkene oxidan dari mikroorganisme
melibatkan aksi tiga enzim yaitu piranose-2-oksidase dari fungi oudmansiella
mucida, enzim haloperoksidase dari fungi Caldariomyces sp. Dn enzim
epoxidase dari falvobacterium sp.
Pada produksi enzim yang stabil terhadap panas, DNA polimerase
sangat penting dalam proses amplifikasi DNA. Reaksi rantai polimerase sangat
penting bagi diagnosis kesehatan, forensik, dan penelitian biologi mulekular.
Kultur thermus aquacitus, dan mikroorganisme termofilik yang
direkayasa secara genetis mengndung gen untuk taq DNA polimerase dari
thermus aquaticus, digunakan untuk membuat DNA polimerase rekombinan yang
stabil terhadap panas, yang disebut amplitaq.
Berdasarkan
rumusan masalah makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Ciri-ciri dari
fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari
lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu:
Myxomycotina, oomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3. Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara
generative.
4. Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia yang
dapat dikembangkan dalam bidang kefarmasian. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai
(decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan
dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada
tumbuhan, hewan, dan manusia.
2, M. J. (1996). Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Brooks, G. F. (2008). Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: Salemba Medika.
Entjang, I. (2003). Mikrobiologi & Parasitologi.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Gould, D. (2003). Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
enzim................................................................................................................. 5, 13, 14, 16, 17,
18
Fungi...................................................................................... ii, 1, 2, 3, 4, 5,
7, 9, 10, 13, 15, 17, 19
fungi........................................................................................................................................ 1, 2, 3
hifa............................................................................................................................. 3, 4, 5, 6, 7, 19
jamur...................................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12, 13, 19
Jamur..................................................................................................... 3, 5, 7, 9, 10, 11,
12, 13, 19
sel................................................................................................................................... 3,
4, 6, 7, 19