Minggu, 07 Februari 2016

MAKALAH FUNGI DAN PERANANNYA



MAKALAH FUNGI DAN PERANANNYA
 
 


Disusun oleh: 
Mira sofia 
Husnul Fahmi
 Nuri Nurazizah  
Nur Candranurlina
Muhamad Abdul Azis

FAKULTAS MIPA
PRODI S1 FARMASI NONREG
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG
2015




KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “BIOLOGI SEL”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel di program studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada Universitas AL-Ghifari. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sri Maryam selaku dosen pembimbing mata kuliah Biologi Sel dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Bandung  Agustus 2015

Penulis


DAFTAR ISI







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup yang beranekaragam salah satunya fungi. Fungi  ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula yang bersifat merugikan. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami.namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaah ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis. Mereka akan menjadi sangat penting di dalam proses-proses komersial  untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibody seperti penisilin.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami dan mengidentifikasi tentang fungi dan peranannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis membahas tentang ciri fungi, klasfikasi fungi, reproduksi fungi, dan peranan dalam kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah ini yang berjudul “Fungi dan Peranannya”, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana ciri-ciri fungi?
2.      Bagaimana klasfikassi fungi?
3.      Bagaimana reproduksi fungi?
4.      Bagaimana peranannya dalam kehidupan manusia?
5.   Bagaimana peranannya dalam bidang kefarmasian?


1.3 Tujuan

Beberapa tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui cirri-ciri fungi
2.      Untuk mengetahui tentang klasfikasi fungi
3.      Untuk mengetahu tentang reproduksi fungi
4.      Untuk mengetahui tentang peranan fungi dalam kehidupan manusia
5.   Untuk mengetahui peranan fungi di bidang kefarmasian

1.4 Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah yang berjudul “Fungi dan Peranannya” yaitu sebagai berikut:
1.   Manfaat bagi Penulis
           Dengan penulisan makalah ini, penulis mendapat pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang     fungi dan peranannya.
 2.    Manfaat Umum
      Dapat dijadikan bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca, terutama bagi kalangan pelajar, pembaca mendapatkan informasi tentang fungi.














BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Fungi

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrof. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk, sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda. Dalam kehidupannya memerlukan senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungan kita bilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

2.2  Morfologi Fungi

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Pada umumnya sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.
Tubuh  atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1.  Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau septum.
2.  Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan  sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif.Beberapa hifa dari miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.

2.3  Cara Hidup Fungi

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a.    Parasit obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b.    Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.    Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofitmengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang  oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasidengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.4 Reproduksi Fungi          

Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa.Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:
1.      Konidiospora atau konidium.
  1.  Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium.Konidium dibentuk di ujung atau  di sisi sutu hifa.
2.   Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus.
3.    Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
4.   Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
5.     Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:
1.      Askospora
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2.      Basidiospora
Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3.      Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
4.    Oospora
             Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora.
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum disebut peritesium dan apotesium.

2.5  Klasfikasi Fungi

            Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif adapula dengan cara generatif.
Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :
1.      Myxomycotina   (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
a.       fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
b.      fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.  Contoh spesies :Physarum polycephalum.
2.      Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
            a.      Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga  air.
b.      Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3.      Ascomycotina
Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat dihasilkannya askospora.Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang melingdungi askus bersama askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual ascomycotina ini memperbanyak diri dengan  pembelahan biner melintang dan bertunas.
Organisme ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada kebanyakan orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya lemah karena suatu penyakit akan menyababkan infeksi.
Contoh spesies:
a. Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi. berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 denganproses fermentasi.
b. Neurospora sitophila: jamur oncom.
c. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika penisilin.
d. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk mengharumkan keju.
e.  Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap
f.  Aspergillus wentii untuk membuat kecap
g. Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin Þ hidup pada biji-bijian, flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h.Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
      4.      Basidiomycotina
Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi basidium.Basidiomycotina yang banyak dikenal meliputi jamur, jamur papan pada pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong.Basidiokraf yang mengandung basidia bersama basidiosporanya.Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora.Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a.       Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
b.       Auricularia polytricha :jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
c.        Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
d.      Amanita muscaria dan Amanita phalloides:  jamur beracun, habitat di daerah subtropics
e.       Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
f.       Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum
      5.      Deutromycotina
Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum ditemukan.Sebagian besar jamur yang patogenik pada manusia adalah deuteromycotina.Nama lainnya Fungi Imperfecti(jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di spesies yang sama, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannya di laboratorium. Disamping fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya mempunyai fase parasitic.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.

2.6 Peranan Fungi dalam Kehidupan Manusia

Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia.Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan manusia.
1.      Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
a.       Rhizopus Oryzae, untuk pembuatan tempe
b.      Mucor Javanicus, untuk pembuatan tape.
c.       Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman alcohol.
d.      Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
e.       Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
f.       Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan antibiotic.
2.      Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:
a.       Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin
b.      Aspergillus fumigates, penyebab penyakit paru-paru pada burung
c.       Exobasidium vexans, parasit pada tanaman teh.
d.      Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
e.       Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.
Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh Fungi, ciri-ciri dari penyakit tersebut dan cara penularannya:
  • Tinea capitis
           Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek
           pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan
           bernanah. 
           Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton. 
           Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala ,ditularkan lewat
           pemakaian sisir dan gunting rambut
  •   Maduromycosis (Madura foot)
            Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.
            Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa
            granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan
            granula.
            Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi,
            dan Madurella grisea. 
            Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang terinfeksi
            jamur tersebut.
  •   Coccidioidomycosis 
            Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis. 
            Disebabkan oleh jamur  Coccidioides immitis. 
            Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut
            mengandung jamur
  • ·Sporotrichosis
            Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis
            kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang sama.
  •   Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut
  •   Otomycosis (Mryngomycosis)
 Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang  
 menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah. 
 Disebabkan  oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.Bersentuhan
 dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.
  •   Nocardiosis
           Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan
            jamurnya berupa granula.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

  • · Panu (Pitriyasis versikolor)
         Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat.Bercak
            bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita.
Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur.
  • · Blastomikosis
            Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa
            rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital).
Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut.
Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.
  • ·Tinea favosa
            Bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna
            kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau
            bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.
  •    Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
           Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari
            kaki.Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.
  • · Tinea barbae      Rambut (janggut)
            Yang terkena jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit (bagian leher)yang terkene
            virus ini akan terdapat bintik-bintik putih.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi
  • · Tinea cruris
            Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam.Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.
  • ·  Infeksi candida
            Terjadi karena faktor predisposisi.
Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.
  •   Tinea circinata (Tinea corporis)
            Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton     .
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.

2.7 Peranan Fungi dalam Bidang Kefarmasian

Produk alami yang disentesis oleh mikroorganisme menjadi sangat pnting. Produk antikoagulan, antidepresan, vasodilator, herbisida, insektisida, hormon tanaman, enzim, dan inhibitor enzim telah diisolasi dari mikroorganisme. Mikroorganisme lebih sering digunakan untuk menghasikan enzim seperti enzim amilase yang digunakan untuk membuat bir, roti, dan memperoduksi tekstil, serta enzim protease yang digunakan untuk mengempukkan daging, melunakkan kulit, membuat detergen dan keju.
Industri makanan, minyak, kosmetik, dan farmasi juga menggunakan mikroorganisme untuk menghasikan polisakarida.Xanthomonas campestris menghasilkan polisakarida yang dikenal sebagai santan untuk menstabilkan bahan makanan, sebagai agen pengikat untuk berbagai produk farmasi, serta untuk pewarnaan tekstil. Leuconostoc mesenteroides, bila ditumbuhkan pada media yang mengandung sukrosa akan memproduksi dekstran, suatu polisakarida yang dapat digunakan sebagai saringan molekuler untuk memisahkan molekul dalam kromatografi kolom.
Mikrobilogi farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke 2 dengan dimulainya produk antibiotic. Suplai produk farmasi dunia termasuk antibiotik, steroid, vitamin, vaksin, asam amino, dan hormon manusia diproduksi dalam jumlah besar oleh mikroorganisme. Streptomyces hydroscopius memilik strain yang berbeda untuk membuat hampir 200 antibiotik yang berbeda. Antibiotik pada dasarnya dibuata dalam skala industri dengan cara menginokulasi spora dari kapang atau streptomycetes dalam suatu media pertumbuhan dan menginkubasinya dengan aerasi yang baik. Setelah mencapai konsentrasi yang cukup, larut diekstraksi, dipresitipasi dan diperlukan dengan prosedur standar industri lainnya.

1.                1. Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fermentasi dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan selanjutnya ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi. Untuk membuat penisilin semisintetik, penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil dari penisilin G dan mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic acid (6-APA). Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan untuk membuat penisilin jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada aminopenicillanic
Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran antibakteri yang lebih luas. Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan bebagai antibiotik lainnya. Spora S. Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan kedalam tangki inokulum. Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl. Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan jumlah streptomisinyang dipanen berkisar 1g/L.
2. Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya kortison dan steroid lain yang serupa diketahui dapat digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak seimbangan homonal.
Sintesis steroid seperti kotison memerlukan lebih dari 35 langkah, sehingga steroid sangat mahal untuk diperoduksi secara kimiawi. Misalnya, kortison dapat disintesis dari asam deoksikolat melalui 37 langkah, yang beberapa diantaranya memerlukan kondisi temperatur dan tekanan yang ektrem, dengan biaya berkisar lebih dari $ 200 pergram. Kesulitan utama pada sintesis kortison adalah introduksi atom oksigen pada cincin steroid nomor 11. Hal ini dapat diatasi dngan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk mengganti proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.
Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11.
Bentuk tranformasi lain dari inti steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses hidrogenasi, dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai samping. Penggunaan mikroorganismepada produksi kortison dapat menurunkan biaya produksi sebanyak 400 kali lipat, sehingga harga kotisondi amerika serikat kurang dari  $50 pergram, dibandingkan harga aslinya yang sebesar $ 200.
2.               3.   Produksi asam organik
Beberapa asam organik seperti asam asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam giberelat, dan asam laktat dhasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam organik antara lain digunakan dalam industri makanan, miasalnya sebagai pengawet makanan. Asam glukonat diperoduksi olehberbagai bakteri termasuk spesies acetobaterdan oleh beberapa fungsi seperti penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger mengoksidasi glkosa menjadi asam glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal leh enzim glukosa  oksidase. Asam glukonat memiliki berbagai  kegunaan, antara lain:
  •  Kalsium glukonat digunakan sebagai produ farmasi untuk menyuplai kalsium dalam tubuh.
  • Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk mengobati anemia. Asam glukonat pada detergen pencuci piring mencegah noda pada permukaan kaca akibat presipitasi garam kalsium dan magnesium
Asam sitrat diproduksi oleh aspergillusniger dengan molases sebagai substrat fermentasinya.Asam sitrat digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan, terutama minuman ringan.Transformasi asam sitrat oleh Aspergillusterreus dapat digunakan untuk memproduksi asam itokonat dalam dua langkah reaksi. Langkah pertama merupakan perubahan asam sitrat menjadi asam cis-akonitat melalui proses hidroksilasi, dan langkah kedua merupakan langkah karboksilasi asam cis-akonitat menjadi asam itakonat. Proses fermentasi ini memerlukan pH berkisar pada 2,2. Pada kisaran pH lebih tinggi, A. terreus akan mendegradasi asam itokonat.
Asam giberelat (gibberellic acid) diproduksi oleh fungi Gibberella fujikuroi.proses fermentasinya memerlukan media glukosa-garam mineral, temperatur inkubasi berkisar pada 25°C dengan pH asam. Asam gibberelat dan homon tanaman giberelin lainnya dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, yaitu sebagai subtansi pendukung pertumbuhan tanaman, perbungaan dan germinasi biji, serta untuk menginduksi pembentukan buah tanpa biji.
Asam laktat diproduksi oleh lactobasillus delbrueckii, spesies lactobasilus lainnya, streptococcus, dan leuconustoc.Asam laktat digunakan untuk mengawetkan makanan pada industri penyamkan kulit dan industri tekstil. Media yang digunakan dalam fermentasi asam laktat ini memerlukan glukosa 10-15%, kalsium karbonat 10% untuk menetralisasi asam laktat yang dihasilkan, amonium fosfat, dan sejumlah kecil sumber netrogen. Gula jagung, pati kentang dan gandum sering digunakan sebagai sumber karbohidrat. Temperatur inkubasi berkisar pada 45-50°C dengan pH berkisar antara 5,5-6,5. Setelah proses fermentasi selama 5-7 hari, kurang lebih 90% gula telah diubah menjadi asam laktat, kalsium karbonat selanjutnya ditambahkan untuk menaikkan pH hingga 10, kemudian media fermentasi dipanaskan dan disaring. Prosedur ini akan membunuh bakteri, mengkoagulasi protein, menghilangkan sisa kalsium karbonat, dan mendokoposisi residu karbohidrat.
3. Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada berbagai macam industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan pembersih. Protease merusak dan melarutkan protein yang mengotori pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses industri meliputi protease , amilase, glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan lipase.empat macam enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.
Protease adalah enzim yang menyerang ikatan peptida molekul protein dan membentuk fragmen-fragmen kecil peptida. Strain rekombinan Basillus sp. GX6644 mensekresikan alkalin protease yang sangat aktif terhadap protein kasein susu. Dengan aktifitas tertinggi pada pH 11 dan temperatur 40-55°C. Strain rekombinan yang lain yaitu Basillus sp. GX6638 mensekresi beberapa alkalin protease yang aktif pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang mempreduksi protease adalah spesies Aspergillus.Protease yang dihasilkan oleh fungi memiliki kisaran pH yang lebih luas dibandingkan protease yang diperoduksioleh bakteri.
Amilase digunakan dalam detergen dan dalam industri pembuatan bir.Ada beberapa tipe amilase, termasuk α-amilase yang digunakan untuk mengubah pati menjadi maltosa dan dekstrin, glukamilase yang mengubah pati menjadi glukosa. Ketiga enzim diatas digunakan untuk memproduksi sirup dan dekstrosa dari pati. Produksi amilase menggunakan fungi Aspergillus sp. Aspergillus oryzae yang digunakan untuk memproduksi amilase dari gandum pada kultur stasioner. Bacillus subtilis dan bacillus diastaticus digunakan untuk memproduksi amilase bakteri.
Glukosa isomerase mengubah glukosa menjadi friktosa yang dua kali lebih manis dibandingkan sukrosa dan 1,5 kali lebih manis  dibandingkan glukosa, sehingga fruktosa merupakan bahan pemanis  yang sangat penting pada industrimakanan dan minuman. Enzim ini diproduksi oleh Bacillus coagulan, streptomyces sp. Dan Nocardia sp.
Renin merupakan enzim penggumpal susu yang mengkatalisis koagulasi susu dalam industri pembuatan keju. Enzim ini diproduksi oleh Mucor pussilus.
Enzim mikroorganisme juga digunakan dalan produksi polimer sintetik.Misalnya, industri plastik saat ini menggunakan metode kimia untuk mereduksi alkene oxidan yang digunakan untuk memproduksi plastik.Produksi alkene oxidan dari mikroorganisme melibatkan aksi tiga enzim yaitu piranose-2-oksidase dari fungi oudmansiella mucida, enzim haloperoksidase dari fungi Caldariomyces sp. Dn enzim epoxidase dari falvobacterium sp.
Pada produksi enzim yang stabil terhadap panas, DNA polimerase sangat penting dalam proses amplifikasi DNA. Reaksi rantai polimerase sangat penting bagi diagnosis kesehatan, forensik, dan penelitian biologi mulekular. Kultur thermus aquacitus, dan mikroorganisme termofilik  yang direkayasa secara genetis mengndung gen untuk  taq DNA polimerase dari thermus aquaticus, digunakan untuk membuat DNA polimerase rekombinan yang stabil terhadap panas, yang disebut amplitaq.






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat heterotrof, makanan  diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina, oomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3.    Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara generative.
4.  Fungi  sangat berperan dalam kehidupan manusia yang dapat dikembangkan dalam bidang kefarmasian. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
















DAFTAR PUSTAKA

 2, M. J. (1996). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 

  Brooks, G. F. (2008). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. 

  Entjang, I. (2003). Mikrobiologi & Parasitologi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

  Gould, D. (2003). Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

























DAFTAR INDEX



enzim................................................................................................................. 5, 13, 14, 16, 17, 18
Fungi...................................................................................... ii, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13, 15, 17, 19
fungi........................................................................................................................................ 1, 2, 3
hifa............................................................................................................................. 3, 4, 5, 6, 7, 19
jamur...................................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19
Jamur..................................................................................................... 3, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 19
sel................................................................................................................................... 3, 4, 6, 7, 19


Tidak ada komentar:

Posting Komentar